Perjuangan dan Kesuksesan Ahsan – Hendra, Inspirasi Generasi Muda
Jakarta (IkkeLA32) :
Tidak ada keberhasilan yang diraih tanpa usaha keras. Segala pencapaian besar selalu membutuhkan proses panjang, dedikasi tanpa kenal lelah, serta doa tulus kepada Sang Pencipta dan restu dari orang tua. Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan adalah bukti nyata bahwa kerja keras, ketekunan, dan tekad kuat mampu menghantarkan seseorang menuju puncak kesuksesan, khususnya di dunia bulutangkis.

Ahsan memulai langkahnya di dunia bulutangkis sejak bergabung dengan Pusdiklat Pusri Palembang pada tahun 1991. Pusdiklat ini membuka jalan bagi para atlet muda berbakat melalui beasiswa. Namun, perjalanan Ahsan tidak berhenti di situ. Setelah menyelesaikan pendidikan dasar, ia pindah ke PB Klinik Sekanak, Palembang, dan kemudian melanjutkan pendidikannya di Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan.
Di Ragunan, Ahsan harus bersaing dengan atlet-atlet dari klub besar seperti PB Djarum Kudus, PB Jaya Raya, dan PB Tangkas. Meski penuh tantangan, ia berhasil menorehkan prestasi, seperti menjadi runner-up di Turnamen Jakarta Open. Namun, perjalanannya tidak selalu mulus. Setelah keluar dari SKO Ragunan, Ahsan bergabung dengan PB Bina Bangsa Cinere di Depok, tempat ia dilatih oleh Sigit Pamungkas.
Kesuksesan mulai menghampiri Ahsan ketika ia memenangkan Seleksi Nasional PBSI bersama Bona Septano pada tahun 2006. Keberhasilan ini mengantarkannya ke Pelatnas PBSI Cipayung. Di sinilah Ahsan memulai babak baru karirnya dengan berbagai pasangan ganda putra, hingga akhirnya ia menemukan pasangan yang sempurna, Hendra Setiawan.
Hendra Setiawan memulai karirnya sejak kecil dengan berlatih di klub Sinar Mutiara, di mana ayahnya menjadi pelatih. Ia kemudian bergabung dengan klub besar, PB Jaya Raya Jakarta, pada tahun 1997. Perjalanan Hendra sebagai atlet ganda putra dimulai ketika ia dipasangkan dengan Markis Kido. Bersama Kido, Hendra meraih berbagai prestasi besar, termasuk medali emas di Olimpiade Beijing 2008 dan Asian Games 2010.
Namun, perubahan besar terjadi pada akhir 2012, ketika Hendra dipasangkan dengan Mohammad Ahsan. Kolaborasi mereka menghasilkan prestasi luar biasa, seperti dua gelar juara dunia (2013 dan 2015), dua gelar All England (2014 dan 2019), dan medali emas Asian Games 2014 di Incheon.
Ahsan dan Hendra membuktikan bahwa kerja keras, disiplin, dan semangat pantang menyerah adalah kunci untuk meraih kesuksesan. Perjalanan mereka mengajarkan kita bahwa tidak ada hasil instan dalam mencapai mimpi besar. Selain itu, mereka menunjukkan pentingnya kolaborasi dan saling mendukung dalam sebuah tim untuk mencapai tujuan bersama.
Bagi generasi muda yang ingin meniti karir di dunia olahraga, kisah Ahsan dan Hendra adalah teladan nyata. Mereka tidak hanya menjadi kebanggaan keluarga, tetapi juga bangsa Indonesia. Semangat mereka harus menjadi inspirasi untuk terus berjuang dan tidak pernah menyerah dalam menghadapi tantangan.
Mohammad Ahsan dan Hendra Setiawan adalah simbol perjuangan dan dedikasi. Prestasi mereka tidak hanya mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional, tetapi juga memberikan motivasi kepada generasi muda untuk mengejar mimpi dengan penuh semangat. Karena, seperti kata pepatah, “Kerja keras tidak akan pernah mengkhianati hasil.”
)**punk (Dinukil dari buku Kiprah Ahsan dan Hendra by Daryadi)