Congratulation HUT ke-5 Aliansi Jurnalis Video : Perkuat Peran Jurnalisme di Era Digital
Jakarta (IkkeLA32) :
Aliansi Jurnalis Video (AJV) merayakan hari jadinya yang ke-5 pada 2 Februari 2025 dengan menggelar diskusi publik bertajuk “Industri Media di Era Digital: Antara Revitalisasi atau Disrupsi”. Acara yang berlangsung di Sekretariat AJV, Jakarta Selatan, ini menghadirkan sejumlah pakar media dan komunikasi untuk membahas tantangan serta peluang jurnalisme video di era digital.
Dalam diskusi tersebut, Sekjen AJV sekaligus Konsultan Media, Dr. Rully Nasrullah, serta Dosen dan Jurnalis Senior, Syaefurrahman Albanjary, SH, memberikan pandangan mereka mengenai perkembangan industri media. Mereka menyoroti bagaimana jurnalis video harus beradaptasi dengan perubahan teknologi sekaligus mempertahankan standar etika jurnalistik.
Ketua AJV, Chandra, menegaskan bahwa peran jurnalis video semakin krusial di tengah arus informasi yang cepat dan dinamis.
“Kami ingin memastikan bahwa jurnalis video tidak hanya mahir dalam pengambilan dan penyuntingan gambar, tetapi juga memiliki pemahaman mendalam tentang kode etik jurnalistik, verifikasi informasi, serta teknik bercerita yang menarik,” ungkap Chandra.
Sementara itu, Syaefurrahman menyoroti bagaimana era digital memaksa industri media untuk terus berinovasi. Ia menegaskan bahwa jurnalisme tidak bisa sekadar menyampaikan informasi tanpa verifikasi yang kuat.
“Harus ada investigasi dalam setiap laporan jurnalistik, bukan sekadar menyampaikan pernyataan tanpa konfirmasi. Dengan begitu, kita bisa menghasilkan jurnalisme berkualitas dan tetap relevan,” tegasnya.
Di sisi lain, Dr. Rully Nasrullah, yang akrab disapa Kang Arul, lebih banyak menyoroti potensi monetisasi bagi jurnalis video di era digital. Menurutnya, keahlian dalam jurnalistik, fotografi, dan videografi harus dimanfaatkan secara optimal untuk menciptakan peluang ekonomi baru.
“Teman-teman AJV harus mulai berpikir bagaimana menghasilkan pendapatan dari keahlian yang dimiliki. Monetisasi konten bisa menjadi salah satu cara agar jurnalisme video tetap berkembang,” jelasnya.
Tak hanya itu, wartawan senior sekaligus Pembina AJV, H. Haris Djauhari, mengingatkan bahwa jurnalis video menghadapi tantangan besar, termasuk persaingan dengan konten kreator independen dan pergeseran konsumsi berita ke media sosial. Oleh karena itu, AJV terus berupaya memperjuangkan hak-hak jurnalis video, mulai dari perlindungan hukum hingga kesejahteraan dan kebebasan pers.
“Kami ingin memastikan profesi jurnalis video diakui dan dihormati sebagai bagian dari ekosistem media yang profesional. Hanya dengan begitu, jurnalisme berkualitas bisa tetap terjaga,” ujarnya.
Seiring meningkatnya konsumsi berita berbasis video, jurnalis video memegang peran strategis dalam membentuk opini publik, mengawasi kebijakan pemerintah, dan mendokumentasikan berbagai peristiwa penting.
Perayaan HUT ke-5 AJV ini membuktikan bahwa jurnalisme video terus berkembang, beradaptasi, dan memberikan kontribusi nyata dalam menjaga kualitas informasi di era digital.
)**Bambang Ipung