Jakarta (ikkeLA32) :
Menteri Kesehatan RI (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan bahwa seluruh masyarakat Indonesia dari segala kelompok usia bisa mengakses pemeriksaan kesehatan jiwa gratis. Program ini dijadwalkan akan berjalan pada Februari 2025.
Pemerintah telah menyiapkan 10.000 puskesmas dan 15.000 klinik yang tersebar di seluruh Indonesia untuk membantu memfasilitasi pemeriksaan awal kesehatan mental secara gratis.
Data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) menunjukkan adanya peningkatan prevalensi gangguan jiwa di Indonesia. Gangguan mental emosional pada penduduk usia di bawah 15 tahun juga mengalami kenaikan.
Begitu pula, Survei Nasional Kesehatan Mental Remaja Indonesia 2022 menunjukkan bahwa 15,5 juta (34,9%) remaja mengalami masalah mental dan 2,45 juta (5,5%) remaja mengalami gangguan mental. Namun, hanya 2,6% yang mengakses layanan konseling.
Dengan demikian, sebagian besar orang dengan masalah kesehatan jiwa di Indonesia tidak menerima penanganan yang memadai. Kesenjangan dalam pengobatan gangguan jiwa mencapai lebih dari 90%, yang berarti kurang dari 10% penderita gangguan jiwa menerima layanan terapi dari tenaga kesehatan.
Disamping itu, Stigma terhadap masalah kesehatan jiwa masih menjadi penghalang besar bagi banyak orang untuk mencari bantuan. Kesehatan mental sering dianggap tabu dan tidak dipandang setara dengan kesehatan fisik.
Kondisi kesehatan jiwa di Indonesia masih memerlukan perhatian serius. Meskipun ada peningkatan kesadaran dan upaya yang dilakukan, tantangan-tantangan seperti keterbatasan layanan, stigma, dan kekurangan tenaga profesional perlu diatasi untuk memastikan bahwa semua orang dengan masalah kesehatan jiwa mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
Adapun kasus kesehatan jiwa pada masyarakat Indonesia yang paling mendesak adalah depresi dan bunuh diri. Depresi merupakan masalah kesehatan jiwa yang umum terjadi dan dapat menyebabkan kesedihan yang mendalam dan kehilangan minat atau kesenangan dalam beraktivitas. Dan Depresi yang tidak diobati dapat berujung pada tindakan bunuh diri.
Menurut data dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, pada tahun 2022, kasus bunuh diri di Indonesia mencapai 826 kasus. Angka ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya.
Sedangkan Bunuh diri merupakan masalah yang kompleks dan disebabkan oleh berbagai faktor, seperti masalah kesehatan mental, masalah ekonomi, masalah sosial, dan lain-lain.
Selain depresi dan bunuh diri, masalah kesehatan jiwa lain yang juga perlu diperhatikan adalah gangguan kecemasan, gangguan bipolar, skizofrenia, dan penyalahgunaan narkoba.
Ingatlah bahwa kesehatan jiwa sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Jangan ragu untuk mencari bantuan jika Anda membutuhkannya.
)**Oleh Bambang Ipung