SUKABUMI IKKELA32.COM (9/7/2025) — Pemerintah Kota Sukabumi terus memperkuat komitmennya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi kerakyatan melalui dukungan nyata kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Salah satu bentuk konkret dari komitmen ini adalah penyelenggaraan Pelatihan Inkubator Bisnis Tahun 2025 yang digelar oleh Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi.
Kegiatan yang berlangsung di Hotel Balcony pada Rabu (9/7/2025) ini dihadiri langsung oleh Wali Kota Sukabumi, yang juga kader NasDem, H. Ayep Zaki, serta para peserta pelatihan dari berbagai sektor UMKM.
Dalam sambutannya, Ayep menekankan pentingnya peningkatan daya saing UMKM, khususnya di sektor kuliner yang masih mendominasi di Kota Sukabumi.
“UMKM kita harus punya standar, kualitas, dan karakter kuat karena saya ingin menjadikan Kota Sukabumi sebagai kota persinggahan,” ujar Ayep.
Untuk mendukung hal tersebut, ia menyampaikan bahwa Kota Sukabumi akan menjalani pembenahan besar-besaran dalam kurun waktu 10 tahun ke depan, terutama di sektor infrastruktur seperti drainase, jalan lingkungan, trotoar, penerangan jalan, hingga penataan pedagang kaki lima (PKL) dan pasar tradisional.
Ayep menegaskan bahwa semua ini dilakukan demi menciptakan kota yang lebih tertata, nyaman, dan mampu menarik wisatawan serta menggerakkan roda ekonomi lokal. Selain itu, Ayep juga menyoroti pentingnya kesiapan mental pelaku UMKM dalam menghadapi dinamika dan tantangan dunia usaha.
“Saya ingin pelaku UMKM punya mental pejuang, siap bertransformasi dan beradaptasi. Pemerintah akan terus hadir mendukung, tetapi pelakunya juga harus tangguh dan konsisten,” jelasnya.
Sebagai bentuk dukungan konkret, Pemerintah Kota Sukabumi telah menjalankan program bantuan permodalan berbasis wakaf produktif.
Setiap bulan, Wali Kota bersama Wakil Wali Kota dan tim menyalurkan bantuan dana kepada pelaku usaha ultra mikro. Dana ini dikelola sebagai dana abadi wakaf oleh Nadzir Wakaf Do’a Bangsa, yang menjadi instrumen inklusif tanpa bunga dan tanpa agunan.
Ayep berharap, program ini menjadi embrio dari sistem ekonomi alternatif di Kota Sukabumi yang mampu menopang kebutuhan pelaku usaha secara berkelanjutan.
“Dengan model ini, para pelaku usaha kecil dapat mengakses permodalan tanpa terjerat bunga pinjaman, sekaligus memperkuat semangat gotong royong dan keberkahan dalam usaha,” tambahnya.
Ia juga mengajak peserta pelatihan untuk menyambut berbagai program pemerintah dengan semangat kolaboratif.
“Keberhasilan pembangunan tidak hanya terletak pada infrastruktur, tetapi juga pada penguatan SDM dan komunitas usaha yang sehat,” ujarnya.
Untuk itu, ia mendorong terbentuknya komunitas UMKM yang saling mendukung, berbagi ilmu, dan menciptakan ekosistem keuangan yang mandiri.
“Kalau infrastrukturnya baik, pasarnya rapi, dan produknya punya standar, maka ekonomi akan bergerak dan UMKM bisa menjadi tuan rumah di kotanya sendiri,” tutup Ayep.
Kegiatan pelatihan ini menjadi bagian dari rangkaian upaya Pemkot Sukabumi dalam memberdayakan ekonomi lokal. Melalui pelatihan inkubasi bisnis ini, para pelaku UMKM dibekali dengan pengetahuan manajemen usaha, strategi pemasaran, hingga pengelolaan keuangan yang profesional. Diharapkan, para peserta mampu memperluas usahanya dan menjadi motor penggerak ekonomi di lingkungan masing-masing. (Bch/*)