Mengkritik Pasangan Tanpa Membuat Luka

Oleh : Najmah Saiidah

0 70

IKKELA32.COM 25/07/2025

DuniaParenting — Sesungguhnya menjalani kehidupan pernikahan bukan sekadar menghabiskan waktu bersama pasangan kita. Tidak dimungkiri ketika menjalani pernikahan dengan pasangan, terkadang terjadi perbedaan pendapat. Terkadang juga ada sesuatu yang tidak atau kurang disukai dari pasangan kita. Seringkali kita enggan bicara atau mengkritik pasangan hidup kita karena khawatir menyinggung perasaannya dan membuat luka hatinya.

Mengkritik Pasangan Bukan Hal yang Buruk

Mengkritik pasangan bukanlah hal yang dilarang oleh Islam, bahkan merupakan hal yang dianjurkan. Mengapa? Karena mengkritik seseorang dengan tulus merupakan bagian dari amar makruf nahi mungkar yang diwajibkan oleh Islam. Hanya saja disayangkan, perihal mengkritik pasangan ini, beberapa di antara kita masih sungkan untuk melakukannya. Padahal, mengkritik pasangan merupakan salah satu cara untuk bisa saling instrospeksi dan memperbaiki diri. Selanjutnya hal ini akan bermanfaat untuk menjaga agar hubungan antara suami istri tetap harmonis.

Ketika perasaan kita kepada pasangan dilandasi cinta karena Allah, maka akan membawa kepada kemurnian cinta. Rida Allah lebih berharga dari segalanya sehingga seorang istri tidak akan rela dan tidak akan membiarkan suaminya melakukan sesuatu yang menyimpang. Demikian halnya suaminya, tidak akan membiarkan istrinya melakukan sesuatu yang tidak sesuai perintah Allah. Ini karena bagaimanapun tidak ada manusia yang sempurna.

Dengan cinta yang tumbuh karena iman, amal saleh, dan akhlak yang mulia, maka pasangan suami istri akan selalu ingin menjaga agar pasangannya senantiasa dalam kondisi yang baik di hadapan Allah dan juga di hadapan manusia. Oleh karena itu, saling menasihati satu sama lain atau mengkritik yang membangun merupakan hal baik yang dilakukan oleh suami istri.

Selanjutnya tentu saja doa-doa terbaik terus kita panjatkan untuk pasangan ketika jauh maupun dekat. Rasulullah saw. bersabda, “Sesungguhnya doa yang segera dikabulkan adalah doa seorang istri kepada suaminya yang tidak berada di tempat yang sama atau saling berjauhan.” (HR. Tirmizi).Mengkritik Pasangan Tanpa Melukai Hatinya

Hidup sebagai pasangan suami istri memang mengharuskan kita bisa menoleransi kekurangan pasangan. Namun, bukan berarti kita tidak boleh memberi masukan atau kritik kepada pasangan demi kebaikannya atau sebaliknya. Bisa dimulai dari diri kita untuk selalu berlapang dada ketika menerima masukan dari pasangan kita.

Kita semua dapat merasakan bahwa tidak mudah menerima kritikan dari seseorang, demikian pula pasangan kita. Wajar jika kemudian kita enggan atau sungkan mengkritik orang lain, termasuk pasangan kita. Jika kritikan semata untuk kebaikan kita dan pasangan, maka kita harus berupaya melakukannya dan membiasakannya. Tentu saja ini harus selalu dikomunikasikan kepada pasangan kita sehingga bisa saling terbuka ketika mendapatkan kritik atau masukan dari pasangan.

Lalu, apa yang bisa diusahakan agar kita tetap bisa saling mengingatkan dengan pasangan tanpa membuatnya terluka?

1. Fokus pada kesalahan, bukan pada pribadi pasangan.

Saat menyampaikan kritikan pada pasangan, hendaknya kita fokus hanya pada kesalahan yang dilakukan dan tidak mengkritik hal-hal yang menyangkut pribadi pasangan kita atau mengungkit masa lalu. Hal ini bisa menyulut emosi pasangan dan akan memicu perdebatan kita dengan pasangan. Tentu saja hal ini bukan suatu hal yang baik. Jika pasangan kita melakukan tindakan yang kurang tepat, maka sampaikan keberatan atas tindakannya saja, walaupun bisa jadi tindakan itu sudah berulang kali dilakukan.

Selain itu, dengan fokus kepada kesalahan atau tindakan yang kurang tepat, maka akan membuat pasangan kita mengerti apa yang harus diperbaiki. Metode seperti ini membuat pasangan merasa diberi tahu apa yang harus diperbaiki, bukan justru merasa terhakimi. Perasaan terhakimi inilah yang bisa menimbulkan rasa sakit hati atau tersinggung pada pasangan. Ada baiknya juga kita menyampaikan kepada pasangan bahwa kesalahannya bukanah hal sulit untuk diperbaiki. Kita bisa memperbaiki bersama. Tentu hal ini akan membuat pasangan kita tenang dan tersemangati untuk segera memperbaiki sikapnya.

2. Memberi waktu kepada pasangan untuk menjelaskan.

Ketika kita menyampaikan masukan atau kritik, tentu saja harus memberi waktu dan kesempatan kepada pasangan untuk menjelaskan dan mengemukakan argumentasinya. Ketika itu, kita harus menjadi pendengar yang baik bagi pasangan tanpa memotong penjelasan dan argumentasi yang disampaikannya sehingga semuanya menjadi jelas dan gamblang.

Cermati hal yang disampaikan oleh pasangan kita dan berpikirlah secara objektif tanpa menyalahkan. Setelah pasangan selesai menyampaikan penjelasan dan alasannya, giliran kita memberikan tanggapan dan masukan. Jika setelah pasangan memberikan argumentasinya ternyata kita yang salah menilai atau memahami, maka jangan segan-segan meminta maaf kepada pasangan kita.

3. Memilih waktu dan tempat yang tepat.

Faktor yang tidak kalah penting dan harus diperhatikan saat menyampaikan kritik kepada pasangan adalah waktu dan tempat. Berikanlah kritik atau masukan kepada pasangan di kala situasi “aman terkendali”. Hindari mengkritik pasangan dalam keadaan lelah, semisal ia pulang kerja langsung diberondong pertanyaan. Tentu saja pasangan kita merasa tidak nyaman, bisa jadi justru malah membangkitkan emosi dan memunculkan masalah baru.

Berbicaralah dalam suasana tenang tanpa gangguan dan jangan lupa juga memilih tempat yang nyaman. Lakukan hanya berdua saja, tidak di hadapan orang lain dan anak-anak. Bisa juga sebelumnya memberitahukan pasangan bahwa kita ingin membicarakan suatu masalah dan meminta waktu untuk membicarakannya.

4. Menyampaikan dengan bahasa yang baik, diksi, dan intonasi yang tepat.

Ketika menyampaikan kritik kepada pasangan, alangkah baiknya jika kita memilih kata-kata yang baik dengan diksi yang tepat. Masukan atau kritikan yang disertai komunikasi lemah-lembut dan tidak menjustifikasikan kesalahan akan membuat pasangan kita merasakan kesejukan dan ketenteraman saat menerima masukan. Ada kalanya memberikan masukan dengan cara bertanya terlebih dahulu lebih mudah diterima daripada mengoreksi secara langsung. Mungkin uslub ini bisa dicoba.

Nada suara yang halus, lembut, dan pelan lebih enak didengar pasangan daripada teriakan yang kasar. Pasangan suami istri tetap harus saling menghormati dan menghargai, bukan saling menghina akibat adanya satu kesalahan yang diperbuat. Apabila kita menghormati pasangan, responnya juga akan sama. Cara penyampaian kritik seperti ini lebih tepat sasaran karena kedua pihak tidak merasa diremehkan.

Lebih dari itu, Islam juga mengajarkan, hendaknya pasutri berbicara dengan bahasa yang lembut dan menghindari kata-kata kasar serta caci maki yang bisa menyakiti pasangannya. Nabi Muhammad saw. pun berpesan kepada para suami agar mereka memperlakukan istrinya dengan baik, termasuk bersabar dalam menasihatinya, serta tidak menyakitinya. Sabda Rasulullah saw., “Ketahuilah, berwasiatlah tentang kebaikan terhadap para wanita (para istri) karena mereka hanyalah tawanan di sisi (di tangan) kalian. Kalian tidak menguasai dari mereka sedikitpun kecuali hanya itu, terkecuali apabila mereka melakukan perbuatan keji yang nyata. Bila mereka melakukan hal itu, kurunglah mereka di tempat tidurnya dan pukullah mereka dengan pukulan yang tidak meninggalkan bekas. Namun, bila mereka menaati kalian, tidak ada jalan bagi kalian untuk menyakitinya.” (HR Tarmizi).

5. Bersabar membersamai pasangan dan memberikan kesempatan untuk berubah.

Keluarga yang tegak di atas syariat Islam, sesungguhnya akan mampu menciptakan ketenangan, ketenteraman, keadilan, dan rasa aman. Suami istri hidup berdampingan saling asih dan asuh, serta menjalankan bahtera keluarga layaknya dua orang sahabat sejati yang selalu berbagi suka dan duka.

Hanya saja, ketika ada hal yang kurang pas dari pasangan, kadangkala memunculkan keresahan. Namun jika ingat tujuan awal menikah adalah ingin menggapai rida Allah Swt., maka ikhlas, bersabar, dan selalu berupaya memperbaiki keadaan yang masih bisa diperbaiki tentu akan lebih baik. Ikhlas bahwa kondisi ini datangnya dari Allah merupakan langkah pertama dan utama ketika kita menghadapinya. Dilanjutkan berusaha memberi masukan kepada pasangan kita, memberinya kesempatan berubah, dan kita juga berusaha membantunya agar bisa berubah .

Situasi ini tentu saja bukan hal yang mudah untuk dihadapi, baik oleh istri maupun suami. Bagi istri, tidak dapat dimungkiri memang terkadang sulit menerima kenyataan ini. Demikian halnya suami, bisa jadi menjadi beban baginya. Namun dengan bekal ikhlas, sabar, tawakal, saling menguatkan dan men-support, serta terus berusaha berubah menjadi lebih baik, insyaallah pasangan suami istri akan bisa melampui kondisi ini dengan baik.

6. Mengimbangi dengan pujian.

Selain menyampaikan kritik, ada baiknya ungkapkan juga pujian atas kebaikan-kebaikan yang telah dilakukan pasangan sehingga ia tidak merasa sempit. Ucapkan terima kasih atas usaha dan kerja kerasnya menjadi lebih baik selama ini. Sampaikan juga rasa terima kasih atas kesediaan pasangan mendengarkan dan menerima kritik.

Ketika kebaikan seseorang disebut, biasanya ia akan lebih mudah menerima kritikan atau nasihat. Selain itu, ketika orang lain mengkritiknya dengan menyebut keistimewaan yang dimilikinya, ia akan nyaman, tidak tertekan, dan merasa sangat bersalah ketika menghadapi kritikan tersebut. Pemberian reward ini sebagai penetralisir agar pasangan merasa bahwa ia juga tetap dihormati, bukan hanya mendapat kritik. Dengan demikian, sekalipun dikritik tetapi ia tetap akan merasa berharga karena pasangan menghargainya.

Selain itu, ada baiknya kita memberi pujian atas perubahan yang telah dilakukan oleh pasangan, meskipun hanya sedikit. Ungkapkan kegembiraan kita kepada pasangan ketika ia berhasil. Tentu hal ini akan membuatnya semakin bersemangat.

Khatimah

Demikianlah, sesungguhnya memberi masukan kepada pasangan merupakan hal yang baik dan dianjurkan oleh Islam. Namun, ada beberpa hal yang perlu kita perhatikan agar pasangan mau menerimanya dengan lapang dada.

Hal yang wajar memang jika tidak sedikit pasangan yang kurang berani menyampaikan kritik atau masukan kepada pasangan karena takut hubungan akan menjadi canggung, kaku, atau berubah hambar. Namun, kritik adalah hal yang penting agar kelangsungan hubungan kita dan pasangan bisa menjadi lebih baik. Sesungguhnya saling menasehati dan memberi kritik atau masukan merupakan bukti cinta dan sayang kita kepada pasangan. Ketika pernikahan dilandasi cinta karena Allah, maka setiap pasutri tidak akan rela pasangannya berada dalam keburukan. Wallahualam bissawab. [MNews]

Leave A Reply

Your email address will not be published.