Jakarta IkkeLa32.com 4/8/2025 – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menerima audiensi dari sutradara, produser, dan Chief Executive Officer Visinema, Angga Dwimas Sasongko di Gedung Kementerian Kebudayaan. Pertemuan ini membahas perkembangan film epik terbaru garapan Angga Dwimas Sasongko berjudul Perang Jawa serta diskusi dalam rangka mendorong kemajuan ekosistem sinema Indonesia.
Film Perang Jawa merupakan proyek Visinema yang sudah disiapkan secara intensif selama dua tahun terakhir dan direncanakan mulai fase produksi pada awal 2027. Terinspirasi dari kisah perlawanan Pangeran Diponegoro, pengumuman proyek sinema ini bertepatan dengan dua abad dimulainya Perang Diponegoro yang terjadi pada 20 Juli 1825.
Menbud Fadli Zon menyampaikan dukungan penuh atas inisiatif Visinema dalam garapan terbarunya, yakni film Perang Jawa. “Ini merupakan proyek penting dan monumental, kami sangat mendukung,” ujarnya. Perang Jawa, menurut Menbud Fadli, adalah salah satu peristiwa besar dalam sejarah bangsa. Apabila dikemas dengan apik, film Perang Jawa, menurutnya, akan menghasilkan narasi dan visual yang sangat megah.
Berperan sebagai sutradara dalam film ini, Angga Dwimas Sasongko menuturkan, film Perang Jawa akan mengangkat kisah Pangeran Diponegoro, tetapi dengan pendekatan yang lebih luas dan filosofis, bukan sekadar film perang atau biopik, dan akan berfokus pada peristiwa penting lima tahun Perang Jawa (1825–1830). “Film ini bukan kerja dari Visinema saja, tapi merupakan ikhtiar bersama untuk bangsa,” ujar Angga. Ia menambahkan, salah satu alasan di balik produksi film ini adalah minimnya film epik di Indonesia.
Menurutnya, setelah 30 atau 40 tahun, film dengan skala sebesar film Tjoet Nja’ Dhien karya Eros Djarot belum ada lagi hingga saat ini. Ia berharap Perang Jawa bisa sebesar dan memiliki dampak positif yang melampaui zaman, seperti film Tjoet Nja’ Dhien.
Produser film Perang Jawa, Taufan Adryan, yang turut hadir dalam pertemuan ini menjelaskan, “Setelah kami melakukan riset yang mendalam, yang menarik bukan hanya perangnya, tetapi bagaimana Diponegoro menjadi sosok Diponegoro. Kita ingin mengangkat prinsip kejawaan dan kepemimpinan beliau yang ikonik.
Film ini akan bercerita tentang perjalanan yang dia alami, bukan hanya film perang dengan aksi heroiknya saja, tapi sosok Diponegoro sebagai leader.” Skenario film ini ditulis oleh Ifan Ismail, penulis peraih Piala Citra dan penulis naskah film Habibie & Ainun.
Berkolaborasi dengan Peter Carey, sejarawan terkemuka yang telah meneliti tokoh Diponegoro dan penulis The Power of Prophecy: Prince Dipanagara and the End of an Old Order in Java, 1785–1855, Perang Jawa akan mengambil banyak inspirasi dari riset panjang sejarawan tersebut.
Dalam pertemuan ini, turut hadir Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra; Staf Khusus Menteri Bidang Diplomasi Budaya dan Hubungan Internasional, Anissa Rengganis; dan Staf Ahli Menteri Bidang Hubungan Antar Lembaga, Ismunandar.
Dalam dunia perfilman, Kementerian Kebudayaan terus berkomitmen untuk membuka ruang kolaborasi demi mendorong lahirnya karya-karya film bernilai sejarah dan budaya, sekaligus memperkuat posisi film Indonesia di tingkat nasional maupun global. Hal ini merupakan langkah penting dalam mendorong kemajuan perfilman tanah air. [Den*/]