Fadli Zon, Bung Hatta itu Lebih Besar dari Sekadar Bapak Koperasi

"Jadi atribusinya itu lebih dari Bapak Koperasi. Itu yang saya katakan. Jadi Bung Hatta itu Bapak Ekonomi Kerakyatan,"

0 113

Jakarta IkkeLa32.com 16/8/2025 — Menteri Kebudayaan (Menbud) Fadli Zon mengklarifikasi usulannya bahwa kakek Presiden Prabowo Subianto, Margono Djojohadikusumo lebih tepat menjadi Bapak Koperasi. Selama ini, gelar Bapak Koperasi disematkan kepada Wakil Presiden RI pertama, Mohammad Hatta.

Usai menghadiri Sidang Tahunan MPR/DPR/DPD di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Jumat (15/8/2025), Fadli Zon mengatakan, pernyataan soal Margono Djojohadikusumo Bapak Koperasi hanya pendapat pribadi. Bukan sikap pemerintah.

“Oh ya, bukan. Itu pendapat saja. Karena menurut saya, Bung Hatta itu lebih besar dari sekadar Bapak Koperasi,” kata Fadli Zon kepada wartawan.

Menurutnya, Bung Hatta atau Mohammad Hatta, merupakan perancang ekonomi kerakyatan hingga sosok intelektual handal. Sehingga, Bung Hatta dinilai lebih pantas mendapat gelar Bapak Ekonomi Kerakyatan.

“Jadi atribusinya itu lebih dari Bapak Koperasi. Itu yang saya katakan. Jadi Bung Hatta itu Bapak Ekonomi Kerakyatan,”

Fadli Zon sempat menyebut Margono Djojohadikusumo sebagai Bapak Ekonomi Indonesia, mengingat kontribusinya dalam membangun fondasi ekonomi nasional pasca-kemerdekaan.

Hal itu disampaikan Fadli Zon dalam peluncuran dan bedah buku Margono Djojohadikusumo Pejuang Ekonomi dan Pendiri BNI 46 karya Jimmy. S Harianto dan H.M.U. Kurniadi di Kompas Institute, Jumat (9/8/2025) lalu.

“Mungkin lebih tepat Pak Margono disebut Bapak Koperasi tapi Bung Hatta Bapak Ekonomi Kerakyatan,” kata Fadli Zon.

Fadli Zon menekankan bahwa perjuangan Margono bukan hanya di medan perang, tetapi juga di meja kebijakan ekonomi.

Margono Djojohadikusumo mendirikan Bank Negara Indonesia (BNI) di Yogyakarta, saat Indonesia belum memiliki sistem keuangan sendiri. BNI kemudian mencetak Oeang Republik Indonesia (ORI), yang menjadi simbol kedaulatan ekonomi bangsa.

Margono Djojohadikusumo juga dikenal sebagai pelopor koperasi dan kredit rakyat, dengan semangat ekonomi kerakyatan yang kemudian diwariskan kepada anaknya, Sumitro Djojohadikusumo. Dia aktif dalam mengembangkan sistem ekonomi Pancasila yang sejalan dengan semangat Pasal 33 UUD 1945, bersama dengan Bung Hatta.

Margono Djojohadikusumo meninggal dunia pada 25 Juli 1978 dan dimakamkan di pemakaman keluarga di Dawuhan, Banyumas, Jawa Tengah. Kontribusinya dalam membangun fondasi ekonomi Indonesia diakui oleh berbagai pihak, dan usulan untuk menjadikannya sebagai pahlawan nasional telah diajukan. [bch*/]

Leave A Reply

Your email address will not be published.