Pejabat Berlimpah Harta, Rakyat Makin Menderita
Buletin Kaffah Edisi : 408 (5 Rabiul Awal 1447 H/29 Agustus 2025 M)
IKKELA32.COM 29/8/2025
Kabar kenaikan gaji dan tunjangan anggota DPR di tengah rakyat yang bikin susah sontak menuai kontroversi dan kritik tajam dari berbagai kalangan. Di tengah efisiensi kebijakan Pemerintah, anggota DPR justru menikmati penghasilan dan manfaat luar biasa. Diberitakan, mereka mendapat penghasilan Rp 3 juta perhari. Total sekitar Rp 100 juta perbulan. Bahkan diberitakan, pendapatan mereka sebetulnya bukan Rp 100 juta perbulan, tetapi Rp 230 juta perbulan. Diberitakan pula, pajak penghasilan mereka ditanggung negara (baca: rakyat).
Para pejabat negara seperti menteri, wakil menteri, dan komisaris juga mendapatkan penghasilan yang luar biasa. Bahkan komisaris bisa tertanam miliaran rupiah pertahun.
Sungguh ironis. Fenomena ini menunjukkan buruknya etika dan rendahnya nurani wakil rakyat dan para penguasa. Mereka bergelimang harta—yang berasal dari pajak rakyat—justru di tengah kehidupan rakyat yang semakin menderita.
Jabatan Sebagai Bancakan
Gemuruh suara bubarkan DPR sontak mengemuka. Rakyat sejauh mana DPR telah bekerja untuk membela rakyat. Apalagi saat ada adegan joget-joget di gedung parlemen. Sontak suara rakyat semakin tajam memberikan kritiknya.
Selama gaji tinggi dan tunjangan besar DPR dan para pejabat negara dinilai tidak merugikan kinerja tinggi. Buktinya, rakyat tak kunjung membaik kehidupannya. Justru kemiskinan dan kemiskinan semakin tinggi. Ironisnya lagi, banyak pejabat yang terlibat tindak pidana korupsi.
Politik demokrasi memang mahal. Modal yang harus dikeluarkan untuk berebut kursi DPR sangatlah tinggi. Tidak mengherankan jika para pejabat berharap dapat mengembalikan modal politik yang telah dikeluarkan dengan berbagai cara. Baik dengan cara legal, seperti menaikkan gaji dan tunjangan, atau melalui cara-cara ilegal seperti suap dan korupsi. Korupsi hari ini bahkan bukan lagi di angka miliaran atau puluhan miliar rupiah, tetapi sudah menembus angka triliunan hingga ratusan triliun rupiah. Demikianlah, jabatan akhirnya dijadikan sebagai bancakan untuk menumpuk pundi-pundi kekayaan meskipun dengan cara-cara haram sekalipun.
Jelasnya, demokrasi adalah sistem politik yang tidak mengenal istilah halal dan haram. Politik dalam sistem demokrasi juga pada akhirnya mengambil lebih dari hanya bagi-bagi kursi kekuasaan. Sistem demokrasi sekuler yang diterapkan di negeri ini justru semakin menjadikan negeri ini tidak segera melahirkan keadilan dan kesejahteraan bagi rakyat yang konon katanya pemilik jaminan sosial.
Sistem politik demokrasi hanya melahirkan segelintir elit oligarki yang berkuasa atas kekayaan negeri ini. Melansir Thoughtco, “Oligarki” berasal dari kata Yunani “ oligarkhes ”, yang berarti “sedikit yang memerintah”. Jadi, oligarki adalah struktur kekuasaan yang dikendalikan oleh sejumlah kecil orang. Saat ini kepentingan segelintir orang (oligarki) tidak mewakili kepentingan orang banyak (rakyat). Inilah yang terjadi dalam sistem demokrasi.
Karena itu sistem demokrasi menjadi sebab utama carut-marutnya negeri ini. Dalam sistem demokrasi, rakyat hanya membutuhkan suara pada pemilu. Namun, setelah mereka berhasil menjadi anggota dewan atau menjadi pejabat, rakyat justru sering tertinggal dalam kesendirian mengadu nasibnya. Mereka sibuk berebut proyek untuk menumpuk-numpuk kekayaannya. Mereka bangga memamerkan kekayaan kekayaannya di tengah penderitaan rakyat. Mereka bergaya hidup mewah di tengah kehidupan rakyat yang semakin susah.
Sebab Kehancuran Suatu Negeri
Hidup bermewah-mewah dan bermegah-megahan tercela dalam Islam. Apalagi jika dilakukan oleh para pemimpin dan penguasa. Allah SWT dengan tegas mencela hidup bermegah-megah dalam firman-Nya:
أَلْهَاكُمُ التَّكَاثُرُ . حَتَّى زُرْتُمُ الْمَقَابِرَ . كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ . ثُمَّ كَلَّا سَوْفَ تَعْلَمُونَ . كَلَّا لَوْ تَعْلَمُونَ عِلْمَ الْيَقِينِ . لَتَرَوُنَّ الْجَحِيمَ . ثُمَّ لَتَرَوُنَّهَا عَيْنَ الْيَقِينِ . ثُمَّ لَتُسْأَلُنَّ يَوْمَئِذٍ عَنِ النَّعِيمِ
Bermegah-megahan telah melalaikan kalian hingga kalian masuk ke dalam kubur. Janganlah begitu. Kelak kalian akan mengetahui (akibat perbuatan kalian itu). Janganlah begitu. Kelak kalian akan mengetahui. Janganlah begitu. Jika kalian mengetahui dengan pengetahuan yang yakin, niscaya kalian benar-benar akan melihat Neraka Jahim. kalian benar-benar benar-benar akan melihatnya dengan kasatmata. Kemudian kalian pasti akan ditanyai pada hari itu tentang kenikmatan (yang kalian megah-megahkan di dunia itu). (TQS at-Takatsur [102]: 1-8).
Di ayat lain, Allah SWT juga telah menegaskan bahwa salah satu faktor penyebab kehancuran suatu negeri adalah saat para pemimpinnya hidup mewah dan menentang syariah-Nya. Demikian sebagaimana firman-Nya:
Layanan Pelanggan yang Dapat Diperpanjang Perlindungan Lingkungan dan Perlindungan Lingkungan تَدۡمِيرًا
Jika Kami ingin membinasakan suatu negeri maka Kami memerintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah), tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu. Karena itu sudah sepantasnya berlaku terhadap perkataan mereka (ketentuan Kami), kemudian Kami menghancurkan negeri itu sehancur-hancurnya (TQS al-Isra’ [17]: 16).
Ada empat faktor yang mendatangkan murka Allah SWT terhadap umat-umat terdahulu hingga mereka dihancurkan dan dibinasakan. Pertama : Ketidaktaatan mereka pada syariah Allah SWT. Kedua : Kehidupan para pemimpin dan pejabat yang bermewah-mewahan, sementara rakyatnya miskin dan menderita. Ketiga : Terjadi berbagai bentuk kezaliman penguasa kepada rakyat. Keempat :Adanya pengingkaran atas kebenaran Islam yang didakwahkan oleh para utusan Allah dengan cara memusuhi dan menghina para utusan-Nya.
Adapun saat ini penyimpangan terhadap hukum-hukum Allah SWT mewujud dalam penerapan sistem kapitalisme demokrasi sekuler yang materialistik. Sistem ini jelas-jelas memisahkan pemerintahan dari hukum-hukum Allah SWT. Inilah bentuk nyata penyimpangan negeri ini. Penyimpangan ini sangat berbahaya karena akan menjauh dari keberkahan dan ridha Allah SWT. Apalagi ketika ajakan dari para pendakwah agar negeri ini kembali pada hukum-hukum-Nya justru ditolak. Mereka malah menuding para penyeru syariah ini sebagai kaum radikal dan fundamentalis. Ini berarti negeri ini sengaja menjauhi Allah SWT. Padahal Allah SWT telah memberikan peringatan tegas bagi orang-orang yang mengingkari perintah-Nya:
Layanan Pelanggan yang Dapat Diperpanjang Perlindungan Hutang
Siapa saja yang diubah dari peringatan-Ku (al-Quran), sesungguhnya bagi dia kehidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkan dirinya pada Hari Kiamat dalam keadaan buta (TQS Thaha [20]: 124).
Kekuasaan adalah Amanah dan Ketaatan
Dalam pandangan Islam, kekuasaan adalah amanah berat yang harus dipertanggungjawabkan di dunia dan akhirat. Oleh karena itu kekuasaan tak elok dan tak layak diperebutkan sebagaimana yang terjadi dalam sistem politik demokrasi. Para ulama dulu justru menolak saat ditawari jabatan dan kekuasaan. Bukan karena jabatan dan kekuasaan haram, tetapi karena mereka sangat memahami beratnya tanggung jawab di hadapan Allah SWT. Sebaliknya, dalam sistem demokrasi sekuler yang menjauhkan agama dari kehidupan, jabatan dan kekuasaan justru diperebutkan mati-matian.
Karena itu hanya dalam Islam para penguasa peduli kepada rakyat dan berakhlak mulia. Sebabnya, mereka menjadikan kekuasaan sebagai amanah dan wasilah untuk menjalankan segala perintah Allah SWT dan menjauhi segala larangan-Nya. Bukan untuk mewujudkan ambisi duniawi. Hal ini antara lain tergambar dalam pernyataan Khalifah Umar bin al-Khaththab ra. “Memposisikan aku memposisikan diriku terhadap harta Allah seperti wali anak yatim. Jika aku berkecukupan maka aku akan menjaga diri (tidak mengambil harta itu). Jika aku membutuhkan maka aku akan mengambil sekadarnya saja dengan cara yang baik. Sungguh aku telah diamanahi untuk mengurus urusan umat ini. Jika aku berbuat baik maka bantulah aku. Jika aku melakukan salah maka luruskanlah aku.” (Ibnu Saad, Thabaqât al-Kubrâ , 3/278).
Demikian juga yang dinyatakan oleh Khalifah Umar bin Abdul Aziz (Khalifah Bani Umayah) kepada para pejabat di bawahnya, “Ketahuilah bahwa kekuasaan itu bukanlah santapan (untuk dinikmati), melainkan amanah. Pada Hari Kiamat, ia akan menjadi kehinaan dan penyesalan, kecuali bagi orang yang mengambil amanah kekuasaan itu dengan haq dan menunaikan kewajiban yang ada di dalamnya.” (Ibnu Abdil Hakam, Sîrah ‘Umar bin Abd al-‘Azîz , hlm. 59).
Khatimah
Oleh karena itu, bangsa ini harus segera menyadari bahwa semua masalah di negeri ini disebabkan oleh penerapan ideologi kapitalisme sekuler. Bangsa ini juga harus sadar dan yakin bahwa hanya syariah Allah SWT yang akan bisa menyelesaikan segala permasalahan kehidupan rakyat di negeri ini.
Saatnya negeri ini keluar dari hukum buatan manusia menuju hukum dan aturan Allah SWT. Caranya dengan menerapkan syariah-Nya secara kâffah dalam seluruh aspek kehidupan. Demikian sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT:
يَٰٓأَيُّهَا ٱلَّذِينَ ءَامَنُواْ ٱدۡخُلُواْ فِي ٱلسِّلۡمِ كَآفَّةً Telepon Seluler dan Telepon Seluler عَدُوٌّ مُّبِينٌ
Hai orang-orang yang beriman, masuklah kalian ke dalam Islam secara keseluruhan, dan janganlah kalian mengikuti langkah-langkah setan. Sesungguhnya setan itu musuh yang nyata bagi kalian (TQS al-Baqarah [2]: 208).
Penerapan syariah Islam secara kâffah tentu hanya mungkin bisa diwujudkan dalam institusi pemerintahan Islam, yakni Khilafah ‘alâ minhâj an-nubuwwah .
WalLâhu a’lam bi ash-shawâb. []
—*—
Hikmah:
Allah SWT berfirman:
Telepon Seluler dan Telepon Seluler Layanan Pelanggan yang Baik dan Aman كَذَّبُواْ فَأَخَذۡنَٰهُم بِمَا كَانُواْ يَكۡسِبُونَ
Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pasti Kami akan melimpahkan kepada mereka keberkahan dari langit dan bumi. Akan tetapi, mereka mendustakan (ayat-ayat Kami). Karena itu Kami menyiksa mereka karena perbuatan mereka itu. (TQS al-A’raf [7]: 96).
2508 UPDATE BULETIN GAZA KAFFAH
JANGAN LUPAKAN GENOSIDA DI GAZA
1. Deklarasi Resmi Kelaparan (Kelaparan) oleh IPC/PBB
Pada 22 Agustus 2025, IPC (Integrated Food Security Phase Classification) menyatakan Kota Gaza dan sekitarnya sedang mengalami “fase kelaparan” (IPC Fase 5). >500.000 orang telah mengalami kelaparan parah, dan diprediksi mencapai 641.000 jiwa pada akhir September. Ini adalah bencana kelaparan pertama yang dikonfirmasi di Timur Tengah modern.
2. Kelaparan “Buatan Manusia” dan Kejahatan Perang
PBB dan organisasi kemanusiaan yang menyebut kelaparan ini sepenuhnya dapat dicegah . Blokade bantuan total, terungkapnya sistem pangan, dan hambatan dianggap sebagai penyebab utama—bukan bencana alam. Disebut sebagai potensi “senjata konflik” dan mungkin memenuhi definisi kejahatan perang .
3. Krisis Anak-Anak: Malnutrisi dan Kematian
UNICEF menyatakan Gaza mengalami “krisis nyata bagi kelangsungan hidup anak-anak.” Banyak anak yang terlambat diselamatkan , akibat kelaparan dan malnutrisi akut. Setidaknya 18.885 anak-anak dari total 62.000 korban tewas sejak Oktober 2023 (sumber: Kantor Media Pemerintah Gaza).
4. Eskalasi Konflik Militer
Serangan udara dan darat penjajah yahudi terus meningkat di wilayah Kota Gaza (Zeitoun, Shejaia, Jabalia, Sabra). Tank-tank penjajah yahudi melaporkan memasuki lingkungan Sabra (rekaman dari Al Jazeera Arab). Serangan drone di Khan Younis menurunkan setidaknya 5 warga. Insiden penembakan terhadap warga yang mencari bantuan: 4 orang tersesat saat mendekati titik distribusi.
5. Rumah Sakit Gaza di Ambang Kehancuran
Fasilitas medis runtuh akibat kelebihan kapasitas, kekurangan bahan bakar dan obat. Bayi baru lahir dan balita merupakan kelompok yang paling terkena dampak kemiskinan dan kolapsnya Layanan Kesehatan (MAP).
Sumber Utama : BBC News, Aljazeera
KORBAN GAZA MINGGU INI
Korban Kelaparan
21 Agustus: +2 orang meninggal → total 271 jiwa.
23 Agustus: +8 orang (termasuk 2 anak) → total 281 jiwa.
24 Agustus: +8 orang → total 289 jiwa.
Minggu ini: 18 orang meninggal karena kelaparan.
Korban Serangan Militer
23 Agustus: Serangan Israel menewaskan 52–63 orang di Kota Gaza & sekitarnya (termasuk di area masjid, rumah sakit, dan titik distribusi bantuan).
Insiden tambahan: 4 warga ditembak mati saat mencari bantuan dekat distribusi makanan (AP/Al Jazeera). Minggu ini: >60 korban jiwa akibat serangan militer.
Total Mingguan (21–24 Agustus 2025)
Kelaparan: 18 jiwa. Serangan militer: >60 jiwa. Total: ±80 jiwa meninggal hanya dalam 4 hari terakhir.