Gerhana Bulan Total Malam ini Bisa Dilihat Diwilayah Sebagian Indonesia

Berpotensi picu banjir Roob

0 32

JAKARTA IKKELA32.COM 7/9/2025 –Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyebut gerhana bulan total yang terjadi pada Minggu (7/9) malam dapat dilihat di seluruh langit kabupaten dan kota se-Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra).

Kepala Stasiun Geofisika BMKG Kendari Rudin mengatakan bahwa gerhana bulan total itu terjadi saat posisi matahari, bumi, dan bulan sejajar di satu garis lurus, sehingga membuat bulan masuk ke bayangan inti atau umbra bulan.

“Peristiwa yang merupakan salah satu akibat dari pergerakan posisi matahari, bumi, dan bulan yang dinamis ini hanya terjadi pada saat fase purnama dan dapat diprediksi sebelumnya,” kata Rudin saat dihubungi di Kendari, Minggu (7/9). Seperti dilansir CNN Indonesia

Dia menyebutkan saat puncak gerhana terjadi, bulan akan terlihat berwarna merah jika langit tidak berawan, dan dapat dilihat langsung dengan mata telanjang. Rudin menyampaikan jika gerhana bulan total itu dapat dilihat hampir di seluruh Indonesia, begitu juga di Sulawesi Tenggara, seluruh wilayah ada 17 kabupaten dan kota dapat menyaksikannya langsung, yang akan terjadi mulai pukul 23.26 Wita hingga Senin (8/9) pukul 04.56.
“Stasiun Geofisika Kendari juga akan melakukan pengamatan Gerhana Bulan total, pada 07 September 2025 di Halaman Kantor Stasiun Geofisika Kendari,” jelasnya.

Adapun waktu fase gerhana bulan total tersebut, yakni dimulai pukul 23.56 Wita fase gerhana penumbra, kemudian pukul 00.26 Wita fase gerhana sebagian mulai, 01.30 Wita gerhana total mulai, 02.11 Wita puncak gerhana, 02.53 Wita gerhana total berakhir, 03.56 Wita gerhana sebagian berakhir, dan pukul 04.56 Wita gerhana penumbra berakhir.

Berpotensi banjir roob

Fenomena Gerhana Bulan atau disebut corn moon (purnama jagung) mempengaruhi gravitasi bulan dan matahari terhadap air laut berpotensi memicu banjir rob di wilayah pesisir Nusa Tenggara Barat (NTB).
Kepala Stasiun Meteorologi Zainuddin Abdul Madjid (ZAM) Satria Topan Primadi mengatakan peringatan dini banjir rob di pesisir Lombok dan pesisir Bima berlaku pada 7-13 September 2025.

“Masyarakat diimbau tetap waspada dan siaga untuk mengantisipasi dampak dari pasang laut maksimum,” ujarnya dalam pernyataan di Mataram, Minggu (7/9) dikutip dari Antara.

Berdasarkan prakiraan cuaca di Lembar (Lombok Barat), BMKG melaporkan arah angin datang dari tenggara hingga selatan dengan kecepatan 5 sampai 20 Knots.Tinggi gelombang laut sekitar 4-6 meter dengan pasang maksimum lebih dari 1,8 meter. Waktu pasang berlangsung mulai pukul 01.00 sampai 12.00 WITA.

Sedangkan prakiraan cuaca di Sape (Kabupaten Bima) dilaporkan angin bertiup dari arah tenggara hingga selatan dengan kecepatan serupa 5-20 Knots. Tinggi gelombang laut di perairan Bima 1,25 sampai 2,5 meter dengan pasang maksim lebih dari 1,9 meter. Adapun waktu pasang terjadi pada pukul 01.00 hingga 14.00 WITA.

Sejumlah wilayah yang berpotensi terdampak banjir rob adalah Pulau Lombok meliputi Ampenan, Sekarbela, Gerung, Lembar, Pemenang, Jerowaru, dan Labuhan Lombok.

Kemudian, Pulau Sumbawa meliputi pesisir Sumbawa, Labuhan Badas, Palibelo, Woha, Bolo, Langgudu, Soromandi, Sape, Rasanae Barat, Hu’u, dan Asakota.

Fase purnama pada September 2025 yang mendapat julukan Corn Moon terjadi lantaran periode ini merupakan akhir musim panas hingga awal musim gugur yang bersamaan dengan waktu panen jagung di sebagian besar wilayah utara Amerika Serikat. Fase purnama yang terjadi kali ini dibarengi gerhana bulan total yang bisa dilihat dari wilayah Afrika, Eropa, Asia, dan Australia.

Di Kota Mataram, gerhana penumbra bisa disaksikan mulai pukul 23.28 WITA pada 7 September 2025. Gerhana sebagian terjadi mulai pukul 00.27 WITA pada 8 September 2025, gerhana penuh mulai pukul 01.30 WITA, gerhana maksimum mulai pukul 02.11 WITA, dan gerhana penuh berakhir pada 02.52 WITA. [bc*/]

Leave A Reply

Your email address will not be published.