Menbud Dukung Pidato Presiden di PBB

Fadli Zon: Membela Palestina Adalah Solidaritas bagi Peradaban, Sejarah, dan Identitas Kemanusiaan

0 22

Jakarta IkkeLa32.com 24/9/2025 – Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menegaskan bahwa pidato Presiden Prabowo Subianto di Sidang Majelis Umum PBB di New York pada Senin (22/09/2025) tentang Palestina adalah momentum bersejarah yang menegaskan posisi Indonesia sebagai bangsa yang berpihak pada keadilan, kemanusiaan, dan keberlanjutan peradaban.

Menurut Menbud, pidato Presiden tidak sekadar menyoroti aspek politik dan hubungan internasional, melainkan menggarisbawahi dimensi sejarah dan budaya yang menentukan arah peradaban dunia. “Presiden Prabowo menyampaikan dengan sangat jelas bahwa pengakuan terhadap Palestina adalah langkah di sisi sejarah yang benar. Beliau mengingatkan dunia bahwa sejarah tidak pernah berhenti, dan setiap bangsa akan diingat oleh sikap yang mereka ambil pada saat-saat genting ini,” ujar Fadli.

Menbud Fadli menilai pernyataan Presiden sebagai panggilan nurani dan keberpihakan sejarah yang melampaui politik praktis. “Pidato ini menegaskan kembali posisi Indonesia bahwa membela Palestina berarti menjaga kehormatan sejarah. Ini tentang memastikan bahwa nilai-nilai peradaban, keadilan, martabat, dan solidaritas, tidak terhapus dari catatan umat manusia,” jelas Fadli.

Ia menambahkan bahwa tragedi yang terjadi di Palestina harus dipahami sebagai krisis budaya. “Budaya adalah dimensi penting yang kerap luput dari pemberitaan global, padahal terjadi penghapusan kebudayaan dan identitas bangsa Palestina secara sistematis. Mereka menyerang akar peradaban melalui kehancuran situs-situs budaya, pembungkaman seniman, pelarangan ekspresi budaya, dan terputusnya transmisi sejarah. Ini adalah bentuk genosida budaya,” pungkas Menbud.

Serangan brutal Israel yang menghancurkan situs bersejarah, ruang seni, komunitas, hingga membungkam para seniman Palestina, merupakan bentuk nyata dari serangan terhadap identitas kolektif bangsa. “Setiap cagar budaya yang hancur, setiap manuskrip yang musnah, setiap seniman yang gugur adalah kehilangan bagi dunia.

Konflik ini adalah upaya untuk menghapus memori peradaban Palestina dari sejarah manusia. Karena itu, solidaritas bagi Palestina adalah solidaritas bagi peradaban,” tegas Fadli.

Fadli menekankan bahwa Kementerian Kebudayaan akan terus mengawal isu Palestina melalui jalur diplomasi budaya, bekerja sama dengan komunitas internasional, UNESCO, dan mitra global lainnya. Inisiatif tersebut mencakup program digitalisasi warisan budaya Palestina, promosi karya sastra dan seni Palestina ke publik internasional, serta residensi bagi seniman Palestina di luar negeri, termasuk Indonesia.

“Diplomasi budaya adalah jembatan yang menjaga agar identitas Palestina tetap hidup. Indonesia siap mendukung agar suara budaya, karya seni, dan memori kolektif Palestina terus bergema, meskipun tengah menghadapi penghancuran fisik dan kemanusiaan,” ungkapnya.

Lebih jauh, Fadli menilai pidato Presiden Prabowo di PBB juga menegaskan konsistensi politik luar negeri Indonesia. Sejak awal kemerdekaan, Indonesia telah menempatkan dukungan terhadap Palestina sebagai amanat konstitusional dan moral. Dalam forum global ini, Indonesia tidak hanya hadir sebagai negara anggota, melainkan tampil sebagai bangsa yang berani menegaskan posisi di hadapan dunia.

“Presiden Prabowo menutup pidatonya dengan seruan ‘Peace, peace now. Peace immediately.’ Ini merupakan gema sejarah yang akan diingat sebagai suara Indonesia untuk kemanusiaan. Dari podium PBB, Indonesia mengingatkan dunia bahwa perdamaian adalah jalan satu-satunya untuk menjaga masa depan umat manusia,” tutup Menbud. [den*/]

Leave A Reply

Your email address will not be published.