Jakarta IkkeLa32.com (15/10/2025) — Menteri Kebudayaan Republik Indonesia, Fadli Zon, menerima kunjungan Bupati Jepara, Witiarso Utomo, bersama tim Kabupaten Jepara, di Gedung Kementerian Kebudayaan. Pertemuan ini membahas strategi kolaborasi dalam mendukung pelestarian dan pemuliaan budaya lokal, khususnya ukiran Jepara serta pahlawan nasional asal Jepara, seperti Ratu Kalinyamat dan RA Kartini.
Membuka diskusi, Bupati Jepara menyampaikan komitmennya dalam mendorong eksistensi seni ukir Jepara dari sekedar kerajinan menjadi karya seni bernilai tinggi, baik di tingkat nasional maupun internasional. Salah satu agenda yang diusulkan adalah penyelenggaraan pameran ukir Jepara di Galeri Nasional, dengan konsep lintas zaman, mulai dari ukiran klasik, kontemporer, hingga modern.
Menanggapi hal tersebut, Menbud Fadli Zon mengatakan, “Saya sependapat, harusnya pada bagian-bagian tertentu pada ukiran, ada yang menjadi karya seni. Selama ini ukiran Jepara dianggap sebagai kerajinan. Kalau ada karya seni Jepara, menurut saya itu menarik.”
Dalam pertemuan tersebut, Bupati Jepara beserta waktu memaparkan rencana pameran ukiran Jepara yang dirancang sebagai agenda nasional dan ditargetkan berlangsung pada tahun 2026. Pameran ini berencana akan langsungkan di Galeri Nasional Indonesia, dan akan menghadirkan karya-karya seniman ukir Jepara lintas generasi, mulai dari ukiran klasik, kontemporer, hingga modern, serta akan menampilkan narasi sejarah tokoh-tokoh Jepara.
“Kami berharap kolaborasi ini bisa menjadi momentum untuk mengangkat kembali ukiran Jepara ke tingkat seni rupa, bukan hanya dipandang sebagai kerajinan. Karena banyak maestro ukir yang belum mengangkat karyanya sebagai karya seni,” ungkap Bupati Jepara.
Tidak hanya menghadirkan ukiran, pameran ini juga akan menampilkan artefak sejarah, dokumentasi maestro ukir, serta riset budaya Jepara yang dikerjakan bersama sejarah.
Tim dari Bupati Jepara juga menginformasikan bahwa mereka telah memperoleh pinjaman artefak asli dari Museum Sonobudoyo dan Museum Ranggawarsita, termasuk karya peninggalan RA Kartini dan panel ukiran mantingan dari era Ratu Kalinyamat.
Merespons rencana tersebut, Menteri Fadli menekankan pentingnya pendekatan kuratorial yang ketat agar karya ukiran Jepara dapat mendapat tempat di ranah seni rupa modern dan tidak hanya dianggap sebagai produk industri massal. Menbud Fadli juga menandakan pentingnya regenerasi seniman, peningkatan kualitas desain, dan narasi sejarah yang kuat agar produk budaya Jepara dapat bersaing di tingkat global. Lebih lanjut, dirinya juga menyampaikan bahwa penyelenggaraan pameran di Galeri Nasional sepenuhnya ditentukan oleh kurator.
Namun demikian, Menbud Fadli menyatakan kesiapannya untuk menyampaikan usulan tersebut kepada dewan kurator, mengingat substansi pameran relevan dengan misi pelestarian dan pengembangan budaya nasional.
Dalam diskusi yang sama, Menbud Fadli juga membahas potensi pengembangan cerita Ratu Kalinyamat ke dalam film layar lebar. Ia menyampaikan bahwa Kementerian Kebudayaan saat ini tengah membuka lomba penulisan skenario film sejarah sebagai bagian dari upaya memperkuat narasi budaya Indonesia. “Kita ingin mendorong film biopik tokoh-tokoh nasional, tetapi kuncinya ada di skenario.
Mau aktor hebat dan sutradara bagus, kalau skenarionya kurang, keseluruhan filmnya akan berpengaruh. Jadi, kita sedang membangun bank naskah nasional, dan lombanya sudah dibuka bulan ini,” ungkapnya.
Dalam sesi diskusi, Menbud Fadli juga menyampaikan bahwa Museum Kartini di Jepara menjadi salah satu kandidat penerima Museum Anugerah dalam rangka peringatan Hari Kebudayaan.
Museum Kartini masuk dalam radar penilaian dan akan diumumkan pemenangnya pada 21 Oktober mendatang. Selain itu, Menteri Fadli Zon juga mengungkap rencana kerja sama nominasi bersama ukiran Jepara dengan Bosnia untuk mendorong pengakuan internasional terhadap ukiran Jepara.
Mendampingi Menteri Kebudayaan, turut hadir Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha; Staf Ahli Menteri Bidang Hukum dan Kebijakan Kebudayaan, Masyithoh Annisa Ramadhani Alkatiri; Staf Khusus Menteri Bidang Hak Kekayaan Intelektual, Putri Woelan Sari Dewi; dan Sekretaris Direktorat Jenderal Pelindungan Kebudayaan dan Tradisi, Wawan Yogaswara.
Sebagai penutup, Menteri Kebudayaan menyampaikan bahwa Kementerian Kebudayaan akan terus terbuka terhadap inisiatif kolaboratif dari daerah dan siap mendukung upaya pelestarian budaya berbasis masyarakat. (den*/)