Dinamika Politik Pasca Reshuffle Kabinet Merah Putih Jilid II & III dan Fenomena Oposisi Relawan Jokowi

Oleh : Irdam Imran

0 45

Agam IkkeLa32.com 18/9/2025 — Reshuffle kabinet Merah Putih jilid II dan III oleh Presiden Prabowo menjadi titik balik penting dalam perjalanan politik Indonesia pasca-pemilu. Kebijakan ini bukan sekadar rotasi kekuasaan, tetapi langkah strategis untuk memperkuat supremasi konstitusi dan mengembalikan orientasi pemerintahan pada mandat rakyat, bukan pada utang budi elektoral.

Namun, keputusan ini memunculkan fenomena menarik: sebagian relawan Jokowi yang awalnya mendukung Prabowo kini beralih menjadi oposisi. Mereka menilai reshuffle sebagai sinyal berkurangnya warisan politik Jokowi dalam pemerintahan. Rasa kecewa dan kehilangan akses politik mendorong sebagian relawan untuk membangun narasi kritis di ruang publik, sementara kelompok lain memilih menahan diri dan menunggu arah baru dari dinamika politik nasional.

Fenomena ini menunjukkan bahwa relawan bukanlah entitas tunggal:

Relawan idealis melihat reshuffle sebagai ujian kedewasaan demokrasi dan tetap bersikap kritis konstruktif.

Relawan pragmatis lebih mudah berpindah haluan, menjadikan oposisi sebagai ruang baru untuk menjaga relevansi politik.

Perubahan ini memperkaya ekosistem demokrasi. Oposisi yang lahir dari lingkar kekuasaan kerap membawa kritik berbasis pengalaman dan pengetahuan sistem. Tetapi, bila dibiarkan tanpa adab politik, ia berpotensi menajamkan polarisasi dan memperkeruh ruang publik.

Dalam kacamata sufistis, dinamika ini adalah pengingat tentang kefanaan kekuasaan. Rumi menulis bahwa perubahan adalah jalan menuju pemurnian jiwa; Imam Al-Ghazali menekankan niat yang lurus sebagai penentu kualitas amal; Buya Hamka mengingatkan bahwa politik tanpa akhlak hanyalah perebutan kepentingan. Bagi semua pihak—pemerintah, relawan, maupun oposisi—perbedaan pandangan seharusnya menjadi jalan musyawarah, bukan permusuhan.

Reshuffle ini menjadi momen penting untuk meneguhkan bahwa kekuasaan hanyalah amanah, dan oposisi yang sehat adalah bagian dari menjaga konstitusi. Dinamika politik pasca-reshuffle bukanlah tanda perpecahan, melainkan ujian kedewasaan bangsa dalam merawat demokrasi dan keadilan sosial.

Penulis: Irdam Imran
Kaki Bukit Kurao – Kamang Mudik, Agam, Indonesia

Mantan Birokrat Parlemen Senayan 1992-2018
Alumni Sekolah Pasca Ilmu Politik Unas 2007
Aktivis Partai Ummat- Indonesia

Leave A Reply

Your email address will not be published.