JAKARTA (ikkela32.com): PT Tambang Meranti Mulia Sejahtera (TMMS) memperpanjang kontrak strategis bersama PT Bumi Konawe Minerina (BKM) part of Aquila Group, sekaligus akan memperkuat posisi global lewat Initial Public Offering (IPO) pada tahun 2025. Kontrak yang baru ini berlaku hingga Desember 2025, dan menjadi kelanjutan dari kerja sama strategis yang dimulai sejak akhir tahun 2022.
Direktur Utama TMMS, Herryan Syahputra, ST., MT., mengungkapkan bahwa keberhasilan ini tidak terlepas dari kinerja konsisten yang telah ditunjukkan TMMS.
“Performance TMMS yang baik membuat kami dipercaya untuk memperpanjang kontrak hingga dua tahun. Bahkan, ada potensi kerja sama ini berlangsung hingga tambang selesai,” ungkap Herryan Syahputra.
TMMS merupakan perusahaan nasional yang bergerak di sektor kontraktor pertambangan dan penyewaan alat berat. Sementara Aquila Group sendiri merupakan bagian dari Solway, sebuah perusahaan tambang dan logam internasional yang berbasis di Swiss.
Dan selain di Indonesia, Aquila Group telah mengoperasikan tambang dan pabrik peleburan di Guatemala, Ukraina, dan Makedonia, dengan fokus pada produksi nikel.
Sedangkan langkah BKM part of Aquila Group di Indonesia memperkuat TMMS sebagai salah satu pemain utama di industri tambang nasional, sekaligus mematangkan rencananya melantai di Bursa Efek Indonesia melalui initial public offering (IPO) pada tahun 2025 nanti.
Lebih lanjut, ditambahkan Herryan Syahputra bahwa kolaborasi ini juga membuktikan kemampuan TMMS untuk beradaptasi dan bersinergi dengan perusahaan tambang besar berskala internasional.
“Lewat kerja sama dengan perusahaan besar seperti BKM part of Aquila Group, kami tidak hanya mendapatkan pengalaman tetapi juga membangun kepercayaan, yang menjadi nilai penting dalam keberlanjutan bisnis TMMS,” jelas Direktur Utama TMMS, Herryan Syahputra, ST., MT.
Inovasi Operasional dan Komitmen Lingkungan
Sejak awal, kerja sama dengan BKM part of Aquila Group telah memberikan dampak signifikan pada peningkatan kapasitas operasional TMMS. Jumlah unit alat berat yang dikelola TMMS di lokasi tambang telah meningkat hingga lebih dari seratus unit, memungkinkan perusahaan untuk memenuhi target produksi yang ditetapkan.
Direktur Utama TMMS, Herryan Syahputra, ST., MT., menyatakan bahwa inovasi menjadi kunci keberhasilan TMMS, termasuk penerapan preventive maintenance untuk menjaga performa alat berat. Strategi ini tidak hanya mengurangi biaya operasional tetapi juga mendukung upaya mitigasi dampak lingkungan.
“TMMS juga telah memasang sistem oil trap di workshop untuk mencegah pencemaran lingkungan, menunjukkan komitmen perusahaan terhadap keberlanjutan,” ujar Herryan Syahputra.
Dengan kata lain, TMMS secara rutin melakukan pengujian dan upaya efisiensi dalam penggunaan bahan bakar dengan menambahkan zat aditif Langkah ini dilakukan untuk mengurangi emisi karbon, sejalan dengan tren global dalam menekan emisi gas buang ke udara.
Selain itu, sebagai bentuk tanggung jawab sosial perusahaan, TMMS memberdayakan masyarakat lokal melalui pembukaan lapangan kerja dan mendukung sejumlah kegiatan komunitas.
Landasan Menuju IPO
Kepercayaan PT.BKM part of Aquila Group terhadap TMMS turut memperkuat persiapan IPO perusahaan, yang akan menawarkan 797 juta saham biasa kepada publik, mewakili 20,07 persen dari modal ditempatkan dan disetor penuh.
Dana hasil IPO akan dialokasikan untuk pengeluaran modal (capital expenditrurey) TMMS dan penguatan modal kerja anak perusahaan, PT Meranti Bumi Persada (MBP), yang berperan sebagai off-taker bijih nikel.
Langkah ini diharapkan menciptakan sinergi bisnis yang saling menguntungkan, sekaligus memperkuat aset perusahaan melalui pengadaan alat berat baru dan pengembangan operasional. Dengan rencana harga saham kompetitif antara Rp.150 hingga Rp.200 per lembar. IPO ini menawarkan peluang menarik bagi masyarakat untuk berinvestasi dalam pertumbuhan TMMS.
Dengan permintaan nikel global yang terus meningkat untuk baterai kendaraan listrik dan industri teknologi, TMMS berada pada posisi yang ideal untuk memenuhi kebutuhan pasar. Strategi bisnis yang terintegrasi dari hulu ke hilir memungkinkan perusahaan untuk menciptakan stabilitas pendapatan jangka panjang.
“Permintaan nikel semakin besar, tidak hanya baterai kendaraan listrik, tapi juga bahan untuk stainless steel dan baja adalah peluang emas bagi TMMS. Melalui kerja sama strategis dan IPO, kami yakin dapat memenuhi kebutuhan pasar sekaligus menciptakan sinergi berkelanjutan,” ujar Direktur Utama TMMS, Herryan Syahputra, ST., MT.
Dengan inovasi berkelanjutan, kepercayaan mitra internasional, dan prospek pasar yang menjanjikan, TMMS siap mengokohkan posisinya sebagai perusahaan tambang nasional dengan kapasitas global. Dan Herryan Syahputra menekankan bagi masyarakat yang ingin menjadi bagian dari kisah sukses ini, IPO TMMS adalah kesempatan emas untuk berinvestasi dalam masa depan industri tambang Indonesia.(rls/punk).