Gobel Minta Kendaraan Hybrid dan Hidrogen Diberi Insentif

JAKARTA (ikkeLa32.com) 7 Mei : — Anggota Komisi VI DPR RI, Rachmat Gobel, mengatakan ke depan tren kendaraan bermotor akan mengarah pada tiga jenis bahan bakar yakni listrik, hibrid, dan hidrogen. Pemerintah diminta memberikan perlakuan yang sama pada ketiganya.

“Mestinya pemerintah memberikan perlakuan yang sama kepada ketiganya untuk mendorong percepatan pengurangan penggunaan bahan bakar fosil. Dan hal itu juga untuk semua industri, termasuk produk elektronika,” kata Gobel, di Jakarta, Selasa (6/5/2025).

Gobel mengatakan saat ini dunia sedang menuju peralihan dari energi berbahan fosil ke energi hijau yang lebih ramah lingkungan. Jepang sudah lebih dulu melakukan riset dan uji coba kendaraan listrik, namun kemudian beralih ke kendaraan hibrid dan hidrogen. Salah satu alasannya meninggalkan kendaraan listrik karena energi listrik tersebut juga berasal dari energi tak ramah lingkungan, yakni batubara.

Untuk mendukung peralihan ke energi ramah lingkungan, kata Gobel, pemerintah memberikan insentif khusus, namun insentif hanya diberikan ke kendaraan listrik.

Kendaraan bertenaga listrik sudah lebih dikenal masyarakat karena hadir di pasar lebih dulu. Namun ke depan, sesuai hasil riset, masyarakat akan beralih ke kendaraan hibrid dan akhirnya ke hidrogen. Gobel mengatakan, Indonesia harus cermat dalam membaca tren energi kendaraan ke depan.

“Jangan sampai uang kita dibelanjakan untuk hal-hal yang tak berkesinambungan. Karena selain membelanjakan uang untuk hal yang tak berumur panjang, juga karena membuat infrastruktur energi yang tak berkelanjutan juga,” kata Gobel.

Legislator Partai NasDem dari Dapil Gorontalo itu juga menerangkan tentang makna transfer teknologi dan dampaknya.

“Transfer teknologi itu harus direbut, tidak ada orang yang akan memberikan teknologinya secara cuma-cuma,” katanya.

Selain itu, transfer teknologi juga ada tahapannya, mulai dari transfer of job dan transfer of skill, lalu transfer of knowhow, dan akhirnya transfer of intellectual property.

Pada tahap pertama adalah peralihan pekerjaan dan keterampilan dalam mengerjakan sesuatu secara teknis, kemudian penguasaan dan pemahaman tentang konsep dalam membuat barang, dan akhirnya yang menyangkut aspek riset dan penemuan.

“Nah, aspek ketiga ini yang membutuhkan kecanggihan berpikir dan ketekunan meriset,” tegas Gobel.(bch*)

Comments (0)
Add Comment