Admansyah Lubis “Sang Pendekar” Pupuk Hayati

“Sistem Pertanian di Indonesia kerap membuat petani menjadi ketergantungan akan bantuan pupuk kimia sintetis, pestisida serta herbisida secara umum memang agak sulit untuk terpenuhi karena negeri ni sangat luas sekali! dan itu adalah racun"

ACEH (ikkeLa32.com)— Penyuluh Mandiri asal Kabupaten Aceh Tamiang, Admansyah Lubis, merupakan sosok lama yang malang melintang konsisten di dunia Tanaman organik dan Pupuk Hayati. Walapun Adman Lubis  adalah seorang alumnus Institut Tekhnologi Medan [ITM] sebagai ahli Tekhnik Elektro tapi ketekunan akan dunia Pertanian tidak diragukan lagi,  selalu memanfaatkan sumber daya lokal. Dirinya terus berusaha memberikan kontribusi terbaik bagi pengembangan pertanian. Rasanya pas sekali menyebut Admansyah Lubis sebagai sosok “Sang pendekar Pupuk Hayati” yang berperan dalam kemajuan pertanian organik dan berkegiatan di hampir seluruh BPP (Balai Penyuluh Pertanian) Di Negeri Raja Muda Sedia, sebuah kabupaten yang berada di perbatasan Provinsi Aceh dan Sumatera Utara, Aceh Tamiang.

Ketika dihubungi dalam sebuah wawancara Bapak yang gemar lagu-lagu rock ini, dengan lugas dan penuh pemahaman banyak menjelaskan menyoal Pupuk Hayati dan kondisi Pertanian di Indonesia. Adman Lubis mengatakan “Sistem Pertanian di Indonesia kerap membuat petani menjadi ketergantungan akan bantuan pupuk kimia sintetis, pestisida serta herbisida secara umum memang agak sulit untuk terpenuhi karena negeri ni sangat luas sekali! dan itu adalah racun” ungkapnya, Pria kelahiran Lhokseumawe Agustus 1964 ini lebih lanjut mengatakan “Pemerintah kurang sekali memperhatikan kondisi tanah, sehingga membentuk tanah yang buruk, banyak timbul masalah hama dan penyakit maka akibat dari itu menurunya hasil produksi panen yang sehat”, tandasnya, maka menurut Adman Pupuk adalah elemen yang sangat penting dalam Pertanian “pupuk adalah hara yang dibutuhkan tanaman untuk memperbaiki tanah! Tak seorang pejabat pun untuk berpikir kearah sana, saatnya nanti kita akan memperbaiki tanah menggunakan Pupuk Hayati” jelasnya

Admansyah Lubis tak segan turun melihar hasll observasinya

Perjuangan dan kegigihannya selama ini memberikan penyuluhan kepada petani mengenai manfaat bertani organik hingga giat memproduksi beras organik di Aceh memang harus diapresiasi oleh Pemerintah indonesia. Apalagi belakangan menemukan senyawa aktif dengan pengembangan Pupuk Hayati dan penemu formula Bioadkom yang disebarluaskan  ke berbagai daerah di Indonesia daintaranya Sumatera Barat dan Pulau Jawa. “Agar dapat memberikan manfaat besar untuk Petani Indonesia secara Umum” penuh semangat

Pria yag mirip dengan penyanyi kondang Charles Hutagalung (alm) ini  mengakui “awalnya memang agak sulit mengajak petani bertani organik. Namun seiring berjalan waktu dan melihat hasilnya, petani pun menjadi cerdas beralih dari kimia dan menerapkan pertanian organik” Jelasnya “ Hasil panen padi organik ditampung dan disepakati sesuai dengan harga pokok produksi (HPP). Pria 61 tahun pernah menjadi Tenaga Ahli Organik di Izghawa Farm, Qatar. Selama 8 bulan menjadi tenaga ahli di lahan gurun tandus dan berbatu. Namun setelah kembali ke Aceh Tamiang, ia melihat kondisi petani masih terbiasa menggunakan pupuk kimia. Atas dasar itulah Admansyah mengurungkan niatnya untuk bergabung kembali dengan Izghawa Farm Qatar. ”Saat itu saya putuskan bergabung dengan tim Distanbunnak Aceh Tamiang untuk menjadi penyuluh swadaya,” ujarnya.

Perjalanan Panjang di dunia Pertanian organik pria tiga orang anak ini mendapatkan penghargaan Nasional di bidang pertanian atas dedikasinya berkomitmen dan berkontribusi mengembangkan pertanian lestari, pada Pekan Nasional Petani Nelayan ke XVI di Padang, Sumbar, tahun 2023 lalu.

Hasil yang optimal selalu menjadi consern Admansyah Lubis

Lima tahun belakangan ini Admansyah Lubis Bersama sahabatnya aktifis Pertanian asal Jakata Djoko Subiantoro rajin mensosialisaikan pengembangan Pupuk Hayati  dilingkup olahan yang lebih besar dan relatif murah. Dan bahan-bahanya banyak terhampar di Aceh dan seluruh wilayah Indonesia.

Menukil dari jurnal  buku Pupuk Hayati untuk Pertanian Lestari karya Syalaa (2022) Pupuk Hayati sebenarnya bukan termasuk golongan pupuk organik. Pupuk hayati termasuk ke dalam golongan pembenah tanah organik. Artinya, pupuk hayati adalah kumpulan organisme makhluk hidup yang bertugas untuk memperbaiki atau mempertahankan kesuburan tanah. Secara umum ada dua fungsi utama dari pupuk hayati.

Pupuk jenis ini berguna sebagai pembangkit kehidupan tanah (soil regenerator), yaitu dengan meningkatkan aktivitas mikroorganisme baik yang ada di dalam tanah, sehingga memperbaiki kondisi fisik, kimia, dan biologi tanah. Selain itu, pupuk hayati juga berguna sebagai penyedia nutrisi tanaman yaitu dengan membantu penambatan, pelarutan, dan penguraian zat hara yang dibutuhkan oleh tanaman, serta menghasilkan zat pengatur tumbuh dan menekan pertumbuhan organisme parasit tanaman.

Metode pembelajaran yang dirinya lakukan kepada petani menganut sistem pembelajaran orang dewasa. Meski lugas, namun tidak terkesan menggurui. ”Kita semua sama-sama belajar, tidak ada yang ahli atau lebih pintar, gelar Prof itu karena kita melakukan secara profesional,” kata Admansyah. Admansyah sering memberi edukasi perlakuan organik melalui berbagai pelatihan. Diantaranya, pembuatan pupuk padat hayati, pembenah tanah, pupuk nutrisi pada umur vegetatif dan generatif tanaman serta pestisida nabati.

Suami dari Sumeri ini sudah bergelut dengan dunia organik sejak 2006. Dirinya belajar melakukan percobaan secara alami dan mandiri. Pada tahun 2012 dari pengalaman dan berbagai ujicoba, dirinya menemukan sesuatu makhluk hidup (bakteri/bioaktivator) atau Bioadko yang bekerja dengan cepat membentuk zat baru dari kotoran [kohe] mentah dan urine ternak. Lebih lanjut Adman menjelaskan “Formulasi pupuk hayati bio adko ini sekaligus memberi edukasi perlakuan terhadap Sawit dan edukasi Pertanian berkelanjutan secaara sistematis dengan tekhnologi hayati Bioadkom”

Admansyah Lubis bersama teman dan sahabat Petani

Dari usaha dan perjuangannya tersebut terbukti menuai hasil. Pupuk organik Bioaktivator yang diracik berhasil menghasilkan beras Organik Tamiang (Ortam-58) dan mendapat legitimasi dari Indonesian Organic Farming Certification (Inofice).

Admansyah Lubis Pengagum tokoh Pertanian Islam Ibnu Afwan (penulis buku AL-Filaha) ini mengatakan “Kita melalui strategi denflot atau  Uji coba hayati bio Adkom pada tanaman di lahan kekurangan Air dan di lahan Gurun, serta uji coba kemampuan mengatasi hama dan penyakit serta mengatasi senyawa racun logam besi di tanah” jelasnya ” jadi memperkenalkan apa itu pupuk hayati adalah merupakan parameternya, agar petani memahami dari perlakuan terhadap sistim bio organik tekhnologi hayatiitu”, pungkas nya ( bch*/)

Baca juga pejuang pupuk hayati lain nya :

Djoko Subiantoro dan Kegelisahan Terhadap Petani Mengembangkan Pupuk Hayati Untuk Indonesia

Comments (0)
Add Comment