Tanah Datar IkkeLa32.com 2025 – Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, meluncurkan secara resmi terbitnya Buku Kartu Pos Bergambar Fort de Kock, Padang dan Sekitarnya, bertempat di Aie Angek Cottage, Kab. Tanah Datar, Sumatra Barat. Buku ini merupakan buku kedua dari seri Kartu Pos Bergambar Hindia Belanda karya Fadli Zon & Mahpudi, setelah buku pertama berjudul Buitenzorg diluncurkan pada Maret 2025 lalu.
Dalam sambutannya, Menteri Kebudayaan, Fadli Zon, menyampaikan bahwa pada saat terbatasnya alat komunikasi seperti telepon, bahkan sebelum adanya media sosial seperti Whatsapp, Twitter, atau Tiktok, kartu pos ini lah yang menjadi alat komunikasi yang sangat baik dalam surat menyurat.
“Kartu pos bergambar ini dulu dibuat agar menarik. Pesannya pendek-pendek (short message) dari kartu pos ini. Jadi ketika kita berada di suatu tempat, atau untuk menunjukkan saya sedang berada di sini, atau sedang kangen dan lain-lain, kita gunakan kartu pos ini,” ungkap Menteri Fadli.
Buku Kartu Pos Bergambar Fort de Kock, Padang dan Sekitarnya ini memuat 205 kartu pos bergambar yang terbit pada masa Hindia Belanda, gambar-gambar tentang pemandangan alam, manusia dan peradaban Sumatra Barat, khususnya dari wilayah Fort de Kock (Bukittinggi), Padang, dan beberapa daerah lainnya. Buku ini menjadi sebuah dokumentasi sejarah dan kebudayaan yang sangat berharga.
Lebih lanjut, Menteri Fadli menjelaskan bahwa gambar-gambar yang ada pada buku ini adalah kartu pos dengan foto-foto tentang Sumatra Barat. Kartu pos yang ada di dalam buku ini adalah kartu pos yang dibuat di zaman kolonial Belanda, yaitu tahun 1890 hingga tahun 1940 dengan periode kurang lebih 50 tahun dan lokasi sebagian besar tentang wilayah Bukittinggi dan Padang. Namun demikian juga terdapat foto-foto tentang daerah Payakumbuh, Sawahlunto, Solok, Padang Panjang dan lainnya.
“Dengan hadirnya buku ini, kita dapat membayangkan suasana di awal-awal kemerdekaan dulu seperti apa, terutama di Sumatra Barat. Seperti kita tahu dari sejarah, namanya Fort de Kock itu dari nama Jenderal de Kock. Fort de Kock menjadi nama Bukittinggi di masa lalu,” jelas Menteri Kebudayaan.
Kegiatan peluncuran buku ini turut dihadiri oleh Budayawan, Taufik Ismail, Staf Khusus Menteri Kebudayaan Bidang Protokoler dan Rumah Tangga, Rachmanda Primayuda, Direktur Sarana dan Prasarana, Kemenbud, Feri Arlius; serta perwakilan pemerintah daerah Sumatra Barat, di antaranya: Wakil Gubernur Provinsi Sumatra Barat, Bupati Dharmasraya, Wakil Bupati Tanah Datar, Wakil Bupati Padang Panjang; Walikota Bukittinggi, Wakil Ketua DPRD Provinsi Sumatra Barat, Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Sumatra Barat, Kepala Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah III, perwakilan akademisi, mahasiswa, dan pelajar, serta undangan lainnya.
Selain peluncuran buku, kegiatan ini juga disemarakkan dengan pameran foto lama Fort de Kock dan sekitanya oleh Balai Pelestarian Kebudayaan wilayah III, Sumatra Barat. “Kita berharap dengan adanya pameran sekaligus peluncuran buku ini bisa menambah informasi edukasi yang bisa dikembangkan sebagai sebuah journey atau perjalanan dari SumatraBarat,” tutup Menteri Fadli. [Den*/]