Phil Chollins, McCartney Cinta Terakhir Dua Legenda

LONDON IKKELA32.COM 6/8/2025 — Pada bulan Juli 2025, muncul spekulasi bahwa Phil Collins berada dalam perawatan di Rumah Sakit, juru bicara Collins membantah rumor tersebut.

Juru bicara tersebut mengonfirmasi bahwa Collins dirawat, tetapi bukan karena penyakit terminal. Ia baru saja menjalani operasi lutut.

Musisi legendaris itu tengah menjalani masa pemulihan setelah menjalani operasi lutut. Pernyataan ini disampaikan oleh perwakilan sang artis sekaligus membantah rumor yang menyebut dirinya berada dalam perawatan hospice atau perawatan akhir hayat untuk pasien dengan penyakit terminal. Menurut laporan People, juru bicara Collins membatah bahwa dalam kondisi kritis.

Berbeda dengan pemberitaan jtsportsnews yang merilis berita tentang sang Legenda meperlihatakan keakraban Paul McCartney yang mengunjungi Collins

Sore itu tidak dijelaskan di Rumah sakit dan tanggal kunjungan McCartney Koridor disuatu rumah sakit London yang biasanya ramai tiba-tiba hening, ketika Paul McCartney melangkah masuk. Di tangannya, ia menenteng gitar teman setia yang telah menemaninya, melintasi stadion, studio, dan kenangan bersama selama puluhan tahun.

Di lantai lima, Phil Collins terbaring tak bergerak, penampilannya yang dulu sangat mengesankan kini lemah setelah berbulan-bulan berjuang melawan komplikasi akibat kondisi tulang belakang dan jantung. Seperti diceritakan  Yusuf kepada jtsportsnews. Saat Paul memasuki ruangan, sinar matahari menembus tirai, menangkap kilau samar di mata Phil yang lelah. Bibirnya terbuka, mencoba berbicara, tetapi tak ada kata yang keluar hanya getaran emosi yang tak terucapkan.

Tanpa berkata apa-apa, Paul duduk di kursi di samping tempat tidur dan mulai bermain. Alunan ”Hey Jude” yang familiar memenuhi ruangan rumah sakit yang steril itu, pelan dan penuh perasaan, setiap nada bergema bagai doa. Suara McCartney, yang diwarnai usia namun kaya akan perasaan, menyelimuti melodi, membawa kehangatan dan kenangan akan panggung-panggung yang pernah dijalani bersama dan penonton yang pernah meneteskan air mata.

Para perawat berhenti di ambang pintu, diliputi oleh keharuan yang begitu nyata. Dan saat lagu mencapai refrainnya yang abadi, setetes air mata mengalir di pipi Phil, mencerminkan kerapuhan sekaligus kekuatan persahabatan yang telah melewati beberapa dekade bercerita.

Ketika akord terakhir memudar menjadi hening, Paul mencondongkan tubuh ke depan, tangannya memegang tangan Phil. “Kita tetap sebuah band,” bisiknya, suaranya lembut namun tegas, “meskipun satu-satunya panggung yang tersisa adalah kehidupan itu sendiri.”

Kabar tentang momen tersebut telah tersebar di antara sesama musisi dan penggemar, digambarkan sebagai lagu cinta terakhir antara dua legenda — sebuah bukti bahwa meski panggung memudar dan tepuk tangan mereda, persahabatan sejati terus berlanjut, bergema di ruang yang tidak dapat diisi sepenuhnya oleh kata-kata. [Ist]bch*/

Comments (0)
Add Comment