Kementerian Kebudayaan Siap Gelar Konferensi Musik Indonesia 2025

Jakarta IkkeLa32.com 26/9/2025 – Dalam rangka membangun ekosistem musik Indonesia, Kementerian Kebudayaan akan menggelar Konferensi Musik Indonesia (KMI) 2025 pada bulan Oktober mendatang. Dalam taklimat media yang berlangsung di Plataran Hutan Kota, Senayan, Jakarta, Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumaryo menyatakan bahwa KMI 2025 merupakan tonggak baru bagi industri musik Indonesia.

Lebih jauh, Wamenbud Giring menegaskan bahwa musik merupakan kekuatan pengikat yang dapat membangun identitas bangsa sekaligus menyimpan potensi ekonomi yang sangat besar. Meski berbeda-beda, lanjut Wamenbud Giring, musik merupakan bahasa universal yang menyatukan perbedaan.

“Bila dikelola dengan tata kelola yang baik, industri musik mampu meningkatkan kesejahteraan pelaku musik, menciptakan lapangan kerja, menggerakkan industri turunan, hingga mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” terang Wakil Menteri Kebudayaan.

Hadirnya KMI 2025 merupakan inisiatif Kementerian Kebudayaan untuk menanggapi potensi besar industri musik. Pemajuan ekosistem musik Indonesia dilakukan dari hulu ke hilir, mulai dari upaya untuk mengangkat kesejahteraan pelaku musik hingga distribusi hasil karya yang melibatkan seluruh unsur ekosistem musik di Indonesia.

Wakil Menteri Kebudayaan kembali menambahkan, “Konferensi ini akan menjadi ruang dialog pertama di tanah air, tempat seluruh unsur ekosistem musik, mulai dari komposer, produser, merchandiser, teknisi panggung, hingga musisi lintas genre seperti tradisi, hiphop, dangdut, pop, dan lain sebagainya, dapat duduk bersama, berdiskusi, dan merumuskan arah tata kelola industri musik yang lebih komprehensif dan berkeadilan.”

Wamenbud Giring juga menyoroti bahwa tata kelola industri musik tidak bisa hanya dijalankan oleh Kementerian Kebudayaan semata. Dibutuhkan sinergi dari seluruh pemangku kebijakan, pegiat musik hingga masyarakat untuk memperbaiki ekosistem musik di Indonesia. “Oleh karena itu, forum KMI akan mengundang semua stakeholder dan regulator untuk duduk bersama, mempersiapkan sebuah roadmap dan rekomendasi kebijakan,” imbuh Wamenbud Giring.

KMI 2025 merupakan momen bersejarah bagi ekosistem musik Indonesia, di mana program ini melanjutkan perjuangan musisi Glenn Fredly yang menggelar konferensi musik di Ambon pada tahun 2018 serta Bandung di tahun 2019. Dengan tema besar “Satu Nada Dasar”, KMI 2025 menjadi konferensi musik pertama yang diadakan di bawah pemerintahan Presiden RI, Prabowo Subianto guna mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Terdapat dua rangkaian acara dalam KMI 2025, yakni konferensi serta Pasar Musik. Konferensi akan berlangsung pada tanggal 8-11 Oktober 2025 di Hotel Sultan, Jakarta, sementara Pasar Musik akan dibuka untuk umum pada 11 Oktober 2025, bertepatan dengan “Jakarta Music Con 2025” yang akan berlangsung pada 11-12 Oktober 2025 di The Dome Senayan Park, Jakarta.

Perpaduan konferensi dan pasar musik diharapkan dapat menjadi jembatan yang menghubungkan gagasan, kebijakan, karya kreatif, dan peluang bisnis musik dalam satu ekosistem yang utuh. Guna memperkuat tata kelola industri musik, konferensi ini akan melibatkan seluruh pemangku kepentingan, mulai dari pelaku industri hingga lintas kementerian dan lembaga.

Dalam Konferensi Musik Indonesia 2025, Kementerian Kebudayaan bekerja sama dengan berbagai instansi antara lain Kementerian Hukum, Kementerian Ketenagakerjaan, Kementerian Keuangan, Kementerian Ekonomi Kreatif, Kementerian Pariwisata, Kementerian Komunikasi dan Digital, Kementerian Luar Negeri, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi, Danantara, InJourney, serta DPR RI. Tidak hanya itu, Kementerian Kebudayaan juga melibatkan para pegiat budaya, seperti pecinta musik, musisi dan kreator, asosiasi profesi, serta label dan promotor.

Selaras dengan Wamenbud Giring, Direktur Jenderal Pengembangan, Pemanfaatan, dan Pembinaan Kebudayaan, Ahmad Mahendra, menekankan bahwa KMI 2025 dapat menjadi wadah bagi musisi untuk menyampaikan aspirasinya. Ia menjelaskan, “Saya optimis dengan adanya KMI 2025. Semoga forum ini bisa dimanfaatkan dengan baik bagi setiap pihak terkait dalam memperkuat ekosistem musik Indonesia. Ekosistem musik Indonesia harus kita ciptakan dan kerjakan bersama.”

Program Director Jakarta Music Con 2025, Kukuh Rizal, turut menyatakan bahwa industri musik merupakan sektor yang memiliki potensi tumbuh tinggi. “Banyak pertumbuhan atau growth di industri musik. Mulai dari berkembangnya fenomena bisnis model di industri musik, kemudian besarnya potensi merchandise yang ada, hingga kebutuhan branding musisi. Jadi kita akan fokus bahas hal-hal tersebut,” imbuh Kukuh.

Taklimat media Konferensi Musik Indonesia 2025 dihadiri oleh sejumlah komunitas dan musisi ternama, di antaranya Perwakilan ASIRI (Asosiasi Industri Rekaman Indonesia); Perwakilan Komunitas Muda Itu Kita; Perwakilan PT. Trinusa Sosialoka Indonesia; Gilang Ramadhan, ⁠Gumilang Ramadhan, ⁠Barry Likumahuwa, hingga Christian Bong. Turut hadir untuk mendampingi Wakil Menteri Kebudayaan, Direktur Sarana dan Prasarana, Ferry Arlian; serta Sekretaris Inspektorat Jenderal Kementerian Kebudayaan, Ali Nurudin.

Menutup taklimat media, Wamenbud Giring berharap KMI 2025 dapat melahirkan kebijakan yang berpihak pada keberlanjutan ekosistem musik, mendorong pertumbuhan ekonomi kreatif, meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap karya musisi, serta memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pusat perkembangan musik di kawasan regional maupun global.

“Kita berharap bahwa Konferensi Musik Indonesia 2025 dapat menjadi tempat untuk silaturahmi, sekaligus menjadi ruang pertemuan pertama bagi seluruh ekosistem musik untuk duduk bersama, berdialog dan membahas tata kelola industri musik secara komprehensif,” tutup Wamenbud Giring. [den/*]

Comments (0)
Add Comment